GUNUNG RAJABASA KALIANDA - ANJING PEMANDU JALAN

GUNUNG RAJABASA KALIANDA - ANJING PEMANDU JALAN 

Letak Kalianda Lampung Selatan
Letak Kalianda Lampung Selatan
Gunung Rajabasa Kalianda - merupakan gunung yang berada di pintu gerbang pulau sumtra yang letaknya di provinsi Lampung. Setelah beberapa saat memasuki Provinsi Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni, kita akan diperlihatkan pada pemandangan alam yang mempesona, tepatnya di sebelah sisi kiri jalan yaitu deretan pegunungan dengan Rajabasa sebagai puncaknya.

Gunung Rajabasa adalah gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang memiliki puncak kawah dengan lebar 500x700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi.

Gunung Rajabasa Kalianda - dengan ketinggian 1.281 mdpl ini memiliki beberapa jalur pendakian diantaranya lewat desa Sumur Kumbang, Sukamandi (dari sisi barat), desa Merambung, Kecapi (dari sisi utara), Tanjung Heran (dari sisi timur) dan Kecapi (dari sisi selatan). 

Gunung Rajabasa menyimpan nilai sejarah yang sangat berharga, yaitu ketika jaman penjajahan Belanda. Tempat ini menjadi basis perjuangan sekaligus benteng pertahanan pasukan Raden Intan II dalam menghadapi penjajah.

Gunung Rajabasa memiliki banyak tempat alam di sekelilingnya, seperti Pemandian air panas Sukamandi, pemandian air panas Blambangan, Air terjun Way Guyuran, Air terjun Way Kalam, Pantai Wartawan, Pantai Batu Kapal, dan lain-lain.

Satu lagi, Gunun Rajabasa Kalianda ini juga menyimpan potensi sumber panas bumi yang cukup diperhitungkan di Indonesia sebagai pembangkit listrik.

Selain itu melalui cerita pribadi saya waktu mendaki gunung Rajabasa Kalianda. Saya sangat heran waktu itu pasalnya ada satu ekor anjing yang mengikuti rombongan saya. Pada waktu itu saya hanya biasa aja karena saya pikir, ah itu hanya anjing nya akang Gaet ujar saya dalam hati.

Tapi setelah kita sesampainya di salah satu shelter kami beristirahat, dan waktu kami istirahatpun anjing itu selalu mondar-mandir di sekeliling rombongan saya. Mohon maaf saya yang punya rasa takut yang tinggi terhadap anjing saya selalu berfikiran negatif dengan anjing itu. Sehingga, Anjing itu membuat waktu istirahat saya tidak nyaman dan apalagi tenang.

Pukul 03.30 dini hari rombongan kami melanjutkan perjalannan menuju puncak gunung Rajabasa Kalianda. 

Siapa sangka anjing itu pun juga ikut star di belakang kami. Dan pada waktu itu ada salah seorang dari kami bertanya pada sang pemilik dimana dia adalah gaet rombongan saya. Kata temen saya “kang maaf mau nanya, kok anjing ini selalu ngikuti kita ya”.

Kata kang gaet “tenang aja anjing itu gak bahaya, bahkan dia akan jaga rombongan kalian”

Kurang lebihnya percakapan mereka seperti itu.

Lanjut ke pengalaman pribadi saya.

Mendengar kata-kata akang gaet yang saya blm tau namanya hingga sekarang, saya sedikit tenang untuk melanjutkan perjalanan. 

Perjalanan pun kami lewati dengan kerjasama team yang baik mengingat medan yang disuguhkan gunung rajabasa sangat menguras tenaga dan menguji adrenalin itu menurut saya. 

Terdengar ada suara kresek-kresek di samping saya, siapa sangka ada seekor anjing disamping saya. Spontan saya loncat, rasa capek pun hilang berganti dengan rasa takut. Huft selain takut, malu luar biasa saat itu pasalnya rombongan saya pada ngeliatin dan ketawa melihat tingkah saya. 

Setelah itu kami pun istirahat, sambil bercanda ria.

Capek hilang dan tenaga sudah sedikit pulih, rombongan kami pun mulai melanjutkan pendakian. Tak lama kemudian kami pun di sambut oleh pintu rimba. Ada seorang temen saya berkata pada saya. “habis ini hutan lumut dan jalan setapak sekaligus sebelah kiri kalau menuju puncak dalah jurang” takut gak kamu?

Pintu Rimba Gunung Rajabasa Kalianda
Pintu Rimba Gunung Rajabasa Kalianda
 Saya pun menjawab “ok kita hadapi bersama”.

Temen saya pun hanya tersenyum. 

Ya saya percayalah kamu udah dua kali ini naik ke gunung rajabasa “gerutu saya dalam hati”

Ternyata benar setelah melewati pintu rimba kami di sambut dengan hutan lumut, kabut tebal, jurang, dan hawa mencekam.

Padahal kami sampai di hutan lumut sekitar pukul 08.00 kurang lebih tapi suasananya seperti jam 05.30...

Suasana Di Hutan Lumut (kabut, lumut, dan kanan kiri tebing)
Suasana Di Hutan Lumut (kabut, lumut, dan kanan kiri tebing)
Hutan lumut, jurang, dan kabut tebal pun berhasil saya lewati bersama rombongan. 

Tak lama kemudian kamipun sampai kepuncak.

Siapa yang menyangka anjing itu sudah tiduran di puncak gunung rajabasa. 

Dalam hati kecil saya berkata. Ini anjing luar biasa ini....

Sesampainya di puncak kami istirahat sambil ngopi dan buat mie instan. Karena saya penasaran dengan anjing itu saya beranikan diri untuk menberinya makanan, tepat sekali kata hati saya ada sarden kalengan. Dengan rasa yang tak karuan saya beranikan diri untuk mendakinya. Saking takutnya dan tidak sadar anjing itu saya panggil Niiis layaknya kucing. Spontan suaana pun jadi ramai dengan tawa yang begitu lepas. Lagi-lagi malu saya ini. 

Temen saya pun datang menghapiri saya “gak papa lanjutin aja, anjing itu baik kok buktinya dia mau nganter kita sampai kepuncak”.

“iya juga ya” saya berkata sangat lirih.

Setelah puas di puncak, foto-foto sudah, becanda sudah, ngilangin rasa takut sama anjing sudah, serta tak lupa sampah pun kami kumpulkan untuk kami bawa kebawah.

Singkat cerita kami turun dari gunung Rajabasa dengan dipenuhi canda. Sehingga tak terasa kami sudah sampai di shelter tempat kami istirahat dan menitipkan barang, tak lama kemudian setelah beres-beres dan paking barang, waktu shalat duhur tiba. Dan saya pun melaksanakan shalat duhur secara berjama’ah. Ow iya lupa saya dan rombongan melaksankan shalat subuh di perjalanan menuju puncak tepatnya pas di kebun kopi.

Paking barang sudah, shaat sudah, makanpun sudah. Sehingga kami pun serombongan melanjutkan perjalanan turun bersama gaet kami.

Tak lama kemudian sekita 2 jam kurang lebih kami sampai di rumah sang gaet.

Siapa sangka anjing itu sudah tiduran di pelataran rumah. Heran campur terkesan. 

Waktu itu saya beranikan diri untuk bertanya.

Kang anjingnya namanya siapa ya “kata saya”

Namanya itu Culik “kata kang gaet”

Kalau akang namanya siapa “kata saya”

Panggil saja Didik 

Saya menjwab nama lengkapnya kang?

Saya biasa dipanggil Didik Gondrong.

Itu tadi sekilas pengalaman saya dalam perjalanan menuju puncak Gunung Rajabasa Kalianda Lampung Selatan, yang tidak bisa saya ceritakan sedetail mungkin. Tapi kurang lebihnya seperti cerita diatas pengalaman saya. Dan itu saya alami sekitar tahun 2014 bulan oktober. 

Gunung Rajabasa Kalianda Lampung Selatan Penuh dengan kejutan, selain dari gunung Rajabasa, dari warga sekitar yang ramah serat  dari anjing pemandu perjalanan alias “CULIK”. Kejutan itu yang membuat saya takjub dari pengalaman saya mendaki Gunung Rajabasa Kalianda.

Sekian dari saya semoga bermanfaat dan menambah referensi anda dalam menentukan kemana anda mau mendaki atau berlibur.

Gunung Rajabasa Kalianda Lampung Selatan Mantap.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "GUNUNG RAJABASA KALIANDA - ANJING PEMANDU JALAN "

Post a Comment